Kamis, 19 Februari 2009

Perampok Gasak Rp 800 Juta

Laporan Muhlis Al Alawi

SOE, PK---Enam perampok bertopeng dan bersenjata pistol menggasak uang milik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) senilai Rp 800 jutaan, Kamis (19/2/2009) dinihari. Pada saat yang hampir bersamaan enam perampok yang diduga sama orangnya juga berhasil membawa kabur uang Rp 2,9 juta di Dinas Perhubungan (Dishub) TTS.
Jarak antara kantor Dishub TTS dan Dinas Dikbud TTS sekitar satu kilometer. Diduga, usai merampok di kantor Dishub TTS para pelaku langsung menuju kantor Dikbud TTS. Di kantor Dikbud TTS itulah para perampok berhasil menggasak uang Rp 800 juta yang tersimpan di ruang brangkas Bagian Keuangan dinas tersebut.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang, kemarin, menyebutkan uang Rp 800 juta itu merupakan titipan dari masing-masing subdin di dinas tersebut. Subdin Sarana dan Prasarana Pendidikan (Sarpen) menitipkan Rp 294.498.995,00, Subdin Pemuda dan Olahraga, Rp 209 juta, dana operasional Dinas Cabang Kota SoE, Rp 30 juta dan dana lainnya sebesar Rp 300-an juta.
Menurut keterangan yang diperoleh, para perampok membongkar paksa salah satu jendela kedua kantor tersebut. Di kantor Dinas Dikbud TTS, para perampok masuk melalui salah satu jendela di samping gedung tersebut. Sementara di Dishub TTS, perampok masuk melalui jendela belakang dan depan.
Usai masuk ke kantor, diduga enam perampok bersenjata bertemu dengan empat penjaga di Dishub, yakni Siprianus Manao, Yisreil Tunliu, Yabes Tefa dan Arianto Tolla dan tiga penjaga di Dikbud TTS, Isbak Saudale, Petrus Nitsae dan Semuel Sanam. Untuk memuluskan aksinya, para perampok mengikat masing-masing penjaga kantor dengan tali.
Yisreil Tunliu, salah satu penjaga Kantor Dishub TTS yang dihubungi wartawan di sela-sela istirahat makan usai diperiksa polisi, kemarin, tampak masih trauma. Berkali-kali wartawan menanyakan tentang kronologi peristiwa itu, tetapi Tunliu ragu-ragu menjawab.
Kendati demikian, akhirnya Tunliu buka mulut. Saat kawanan perampok masuk kantor Dishub TTS, tutur Tunliu, mereka ditodong dengan pistol sebelum diikat. Dirinya yang berupaya meloloskan diri sempat dipukul oleh salah seorang dari kawanan tersebut di bagian kepala dengan sebatang besi.
Kepala Polres TTS, AKBP Suprianto, yang dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim, AKP Sandy Sinurat, S.IK, mengatakan, perampokan di Dishub TTS baru diketahui setelah Yisreil Tunliu yang diikat perampok berhasil meloloskan diri. Dalam keadaan tangan terikat, Tunliu melaporkan peristiwa yang menimpa kantornya ke Polres TTS, Kamis (19/2/2009), sekitar pukul 03.00 Wita dinihari.
Sementara itu kasus perampokan di Dikbud TTS baru diketahui setelah salah satu warga setempat bernama Nikolaus Tahun mendengar teriakan meminta pertolongan tiga penjaga kantor tersebut. Saat itu Tahun hendak mengambil air bersih di salah satu bak penampung di Dikbud TTS.
Mendengar teriakan meminta pertolongan, kata Sinurat, Tahun menghampiri sumber suara. Tak dinyana sesampainya di pintu masuk Kantor Dikbud TTS ia melihat tiga penjaga gedung itu sudah dalam kondisi terikat.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang, tiga penjaga kantor Dikbud TTS diduga diikat dengan tali tiang bendera kantor tersebut. Leher salah satu penjaga tersebut terlilit kain berwarna merah putih yang diduga adalah bendera Merah Putih milik Dikbud TTS.
Untuk persoalan ini, Sinurat belum mengetahuinya secara jelas. Ia hanya mendapatkan laporan dari anggota tiga penjaga kantor Dikbud TTS terikat tali pada tangannya.
Tentang hasil olah tempat kejadian perkara, Sinurat mengatakan, polisi mendapati kondisi ruangan yang disatroni perampok dua dinas tersebut berantakan dan kertas berserakan. Di Dishub, perampok masuk ke ruang kadis, sekretaris, dapur dan ruang uji kendaraan. Cara masuknya, para perampok merusak pintu masuk masing-masing ruangan.
Tak beda dengan Dishub TTS, kata Sinurat, di Dikbud perampok juga masuk ke ruangan kadis, Bagian Keuangan, Bagian Kepegawaian.
Selain kerusakan pintu masuk, kata Sinurat, polisi juga mendapati brangkas di dua dinas berpindah tempat dengan kondisi rusak. Khusus di Dikbud TTS, polisi menemukan gembok dan anak kunci pintu ruang brangkas di depan Bagian Keuangan kantor tersebut.
Terhadap persoalan itu, kata Sinurat, polisi akan memeriksa seluruh saksi yang mengetahui dan terkait kasus tersebut. Hingga kemarin sore, sekitar belasan pegawai Dikbud dan Dishub TTS masih diperiksa polisi.
Di dua dinas tersebut, polisi masih membentangkan garis polisi di pintu masuk. Akibatnya, para pegawai dua dinas tersebut tidak bisa masuk dan memilih libur kerja. Wartawan yang hendak menyaksikan ruang yang menjadi sasaran perampokan pun dilarang masuk. (aly)

Tidak ada komentar: