Kamis, 15 Januari 2009

Enam Korban Belum Ditemukan

LIMA dari 18 imigran yang tenggelam bersama perahu yang mereka tumpangi setelah berhasil kabur dari Rudenim Kupang, Rabu (14/1/2009) dinihari, dan seorang awak perahu, masih belum ditemukan. Dari sembilan imigran yang ditemukan selamat, enam orang sudah dibawa ke Rudenim Kupang dan tiga masih dirawat di RS Bhayangkara.
Kepala Rudenim Kupang, I Gusti Ngurah Rai yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (15/1/2009) petang, menjelaskan, penanganan terhadap para imigran, terutama empat yang meninggal dunia, masih menunggu hasil koordinasi Direktur Penyidik dan Penindakan Keimigrasian Departemen Hukum dan HAM dengan Kedubes Afghanistan, Pakistan dan Myanmar.
"Hingga sore ini (kemarin, Red) kami belum mendapat petunjuk dari Jakarta. Kami tunggu, apakah Kedubes Afghanistan mau membawa jenazah warganya ke negaranya atau dikuburkan di sini. Semua laporan sudah kami kirim termasuk perkembangan terakhir," kata Ngurah Rai.
Dia menambahkan, Dinas Sosial Propinsi NTT sudah menyatakan siap memfasilitasi seluruh acara pemakaman bila diputuskan dikebumikan di Kupang.
Dijelaskannya, para imigran ini umumnya mempunyai visa wisata tetapi sudah habis masa lakunya pada Desember 2008. "Ada yang dari 18 November sampai 18 Desember, ada yang dari 22 November sampai 22 Desember dan ada juga yang baru selesai tanggal 27 Desember lalu," ungkapnya.
Dia mengatakan, sebelumya tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan bahwa para imigran ini bakal melarikan diri. Bahkan, 15 imigran lain yang tidak ikut melarikan diri sama sekali tidak mengetahui rencana ini. Dia mengakui, human error merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kaburnya para imigran. Walaupun demikian, ia belum menentukan sikap apakah menghukum ketiga petugas jaga malam itu, karena masih menunggu hasil pemeriksaan kepolisian dan mengkonsultasikannya dengan Kanwil Depkumham NTT.

Upaya Pencarian
Sementara itu pencarian terhadap enam korban tenggelamnya perahu yang ditumpangi para imigran itu, dilakukan Tim SAR Kupang dipimpin ketua regu, Bram Kolimon dibantu tujuh anggota SAR. Ada lima orang imigran, semuanya asal Afghanistan, dan satu awak perahu, Arin Jumeda, belum ditemukan.
Dalam pencarian di sekitar perairan Bolok dan Pulau Semau sekitar pukul 12.30 Wita, kemarin, berhasil ditemukan Nasir Pello, juragan perahu. Saat ditemukan, Pello sudah meninggal dunia.
Bram Kolimon yang ditemui di Pelabuhan Perikanan- Tenau, kemarin, tim SAR Kupang sejak pukul 10.00 Wita kemarin menyisir sepanjang pantai Pulau Semau sampai dengan perairan sekitar Bolok. Pencarian dilakukan sampai pukul 18.00 Wita, kemarin dan dilanjutkan hari ini.
Pada pagi sekitar pukul 06.00 Wita, kemarin, warga bersama aparat Dit Polair Polda NTT menemukan jenazah Iqbal Nawrooz Ali di lokasi penangkaran mutiara milik PT TOM di Bolok. Dengan ditemukanya jenazah Iqbal maka jumlah imigran gelap yang tewas dalam kecelakaan laut itu sebanyak empat orang yaitu Iqbal (Afganistan), Mohamed Yunus Ali Shier (Pakistan), Jawid Rahimsad (Afganistan) dan Zekrya Mohamad Eisa (Afganistan).
Aparat Dit Polair NTT sudah menemukan bangkai perahu motor tempel 'Dua Mil' di perairan antara Pulau Timor dan Semau dalam keadaan tenggelam serta pecah. Bangkai perahu tersebut telah ditarik dan diamankan di dermaga Dit Polair Polda NTT.
Kadis Sosial Setda NTT, Drs. Sentis Medi yang ditemui terpisah, kemarin, menjelaskan, Pemprop NTT siap menguburkan jenazah empat imigran gelap setelah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Jenazah empat imigran tersebut masih disemayamkan di ruangan Instalasi Pemulasaran Jenasah (IPJ) RSU Prof. Dr. WZ Johannes-Kupang. Hanya dua jenazah yang dimasukkan ke dalam lemari pendingin jenazah karena salah satu lemari pendingin tidak berfungsi. Jenazah sudah menebar bau busuk.
Sedangkan jenazah Nasir Pelo, juragan perahu, telah diambil keluarga pada pukul 15.00 Wita, kemarin, untuk dibawa ke Papela Rote Timur. (dar/ben/den)

Tidak ada komentar: