Jumat, 16 Januari 2009

Polda NTT Selidiki Mafia Imigran Gelap

KUPANG, PK -- Penyidik Polda NTT sedang menyelidiki mafia di balik kaburnya 18 imigran asal Afganistan, Myanmar dan Pakistan dari tahanan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang, Rabu (14/1/2009).
Wakil Direktur Reskrim Polda NTT, AKBP Samyulianus Kawengian mengatakan itu saat ditemui Pos Kupang di Mapolda NTT, Jumat (16/1/2009).
Dia mengatakan, polisi belum berhasil mengungkap siapa sesunguhnya yang berada di balik kaburnya belasan imigran tersebut. Sebab, kaburnya para imigran gelap dari Rudensi Kupang tidak terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pihak lain di Kupang yang turut mengatur semua skenario sehingga 18 orang imigran itu berhasil kabur sampai menumpang sebuah perahu untuk pergi ke Rote dan seterusnya ke Australia.
Sebagaimana diberitakan, dalam pelarian itu, perahu yang dipergunakan tenggelam. Lima orang imigran tewas, sembilan selamat dan sudah berhasil diamankan kembali sedangkan sisanya belum diketahui nasibnya.
Menurut Kawengian, ada pihak lain yang "mengatur" kaburnya para imigran itu dari Rudenim. Salah satu indikasinya, yakni sudah ada mobil L-300 yang menunggu di depan rumah tahanan untuk ditumpangi para imigran gelap tersebut menuju Pantai Oeba.
Ditanya mengenai keterlibatan Ali Kobra di balik kaburnya para imigran itu, Kawengian mengatakan masih diselidiki.
"Masih diselidiki, termasuk keterlibatan pihak lain. Polisi masih mengintensifkan pemeriksaan terhadap beberapa saksi," katanya.
Menurut Kapolresta Kupang, AKBP Heri Sulistyanto, penyidik Polresta Kupang melihat adanya unsur kelalaian petugas jaga malam Rudenim. "Ada unsur kelalaian para petugas jaga malam yang tidak mengunci kamar tahanan yang ditempati para imigran itu. Seharusnya dikunci kalau para tahanan sudah berada di dalam," kata Sulistyanto yang menambahkan bahwa para petugas jaga Rudenim yang bertugas pada malam kejadian, masih berstatus saksi.
Upaya pencarian korban hilang yang dilakukan tim SAR Nasional, Kupang dipimpin Bram Koliman bersama petugas Kepolisian dari Dit Polair NTT dipimpin AKP Denis Laihatu terus berlangsung.
Satu Jenazah Ditemukan
Pada Jumat (16/1/2009), ditemukan satu jenazah laki-laki yang adalah imigran asal Afganistan di pantai Desa Tablolong. Kondisi jenazah sudah membusuk dan sulit dikenali. Jenazah tersebut ditemukan warga setempat sekitar pukul 10.30 Wita.
Sementara itu empat jenazah imigran yang tenggelam saat perahu "Dua Mil" yang mereka tumpangi dihantam badai di perairan dekat Pulau Semau, dikuburkan kemarin di tempat pemakaman muslim di Kampung Batukadera, Kelurahan Fatufeto, Kecamatan Alak, Kota Kupang. Empat jenazah yang dimakamkan itu adalah Iqbal Nawrooz Ali, Mohamed Yunus Ali Shier, Jawid Rahimsad dan Zekrya Mohamad Eisa, semuanya warga Afghanistan.
Ikut hadir dalam acara pemakaman itu Kepala Dinas Sosial Propinsi NTT, Drs. Sentis Medi, Staf Dinsos NTT, Okto Tabellak, Kasubag Tata Usaha Rudenim Kupang, Benyamin Tulasi dan Wakil Imam Masjid Kelurahan Airmata.
Sentis Medi mengatakan, pemakaman jenazah empat warga Afghanistan itu dilakukan setelah ada koordinasi antara pihak kepolisian, Imigrasi Kupang dan instansi terkait lainnya. Biaya pemakaman ditanggung oleh Dinsos NTT.
Secara terpisah, Benyamin Tulasi mengatakan, pemakaman keempat jenazah tersebut dilaksanakan sesuai prosedur Dirjen Imigrasi dan Peraturan Menteri. Imigrasi pusat di Jakarta sudah berkoordinasi dengan Kedubes Afghanistan.
Pantauan Pos Kupang, empat jenazah dikuburkan dalam dua liang lahat. Jenazah Zekrya Mohamad Eisa dan Mohamed Ali Shier berada dalan satu liang lahat. Satu liang lahat lainnya terisi Jenazah Iqbal Narwooz Ali dan Jawid Rahimsad. (ben/den)

Tidak ada komentar: