Kamis, 15 Januari 2009

Lumpuhkan Petugas, 18 Imigran Kabur

KUPANG, PK -- Setelah melumpuhkan para petugas jaga, 18 orang imigran gelap asal Afhganistan, Myanmar dan Pakistan, kabur dari dalam tahanan di Rumah Detensi Imigrasi (Redenim) Kupang, Rabu (14/1/2009) dinihari sekitar pukul 01.30 Wita. Lima dari 18 imigran itu sudah ditangkap kembali oleh aparat Polda NTT, semalam.
Mereka kabur dari Rudenim menggunakan sebuah mobil L300 yang sudah menanti mereka di jalan depan Rudenim. Informasi yang diperoleh semalam, menyebutkan, setelah kabur dari Rudenim para imigran itu langsung menggunakan sebuah perahu motor untuk keluar dari Kupang. Namun perahu yang mereka tumpangi terbalik di perairan sekitar Desa Tabolong, Kupang Barat. Lima imigran asal Myanmar berhasil berenang ke darat dan mereka ditangkap aparat Polda NTT. Sedangkan nasib 13 warga asing lainnya itu belum diketahui.
Belasan imigran itu ditangkap aparat keamanan tahun lalu. Para imigran asal Myanmar yang kabur itu ditangkap di Bandara El Tari Kupang, Agustus 2008 lalu. Sedangkan 13 imigran asal Afghanistan ditangkap aparat Polda NTT, 5 Desember 2008 lalu di Pelabuhan Tenau-Kupang ketika hendak menumpang perahu menuju Australia.
Ke-18 imigran itu ditahan di Rudenim Kupang di Jalan Farmasi, Kelurahan Oesapa Selatan, Kota Kupang, bersama 15 orang imigran lainnya yang sudah lebih dulu ditahan.
Pada Rabu malam, Rudenim Kupang dijaga oleh tiga orang petugas jaga malam, Oscar Kameo, Maksimus Bukifan dan Glorianus Ambasan. Usai melakukan pemantauan pada tengah malam, pintu besi Rudenim tidak/lupa ditutup petugas.
Ke-18 imigran itu menyerbu ke ruangan piket jaga malam. Tiga petugas jaga diikat kaki, tangan dan mulutnya oleh para imigran itu. Tiga imigran lainnya (asal Myanmar), Abdul Mutalib, Amir Husain dan Omar Farouk, juga dipukul dan diikat kaki dan tangannya. Diduga ketiga orang ini dipukul karena tidak mau ikut kabur. Mutalib kepada polisi, mengaku dipukul dan diikat karena berniat membantu petugas jaga yang dianiaya.
Selain melumpuhkan petugas jaga, belasan imigran itu juga memutuskan kabel telepon di ruang piket dan memadamkan listrik. Para petugas jaga malam diikat tangan, kaki dan mulutnya oleh para imigran dengan sobekan kain bendera Merah Putih, kain gorden dan kain selimut milik para imigran.
"Polisi masih menyelidiki kasus kaburnya para imigran itu. Anggota sudah disebar ke berbagai tempat di Kota Kupang untuk mencari mereka," kata Kapolresta Kupang, AKBP Heri Sulistyanto melalui Kaur Binops Satreskrim Polresta Kupang, Iptu Dedi Iskandar, kemarin.
Iskandar mengatakan, penyidik Polresta Kupang sudah memeriksa tiga petugas jaga malam sebagai saksi. Dikatakannya, sebelum para imigran itu melarikan diri, mereka sempat melumpuhkan petugas jaga malam dengan mengikat ketiga petugas itu. Selain itu, para pelaku juga memutuskan jaringan telepon dan aliran listrik sehingga suasana di tempat itu gelap gulita.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang di Mapolresta Kupang, menyebutkan, ke-18 orang imigran itu berhasil kabur dari rumah tahanan setelah mendobrak pintu besi yang tidak terkunci oleh petugas jaga malam. Setelah mendobrak pintu, para imigran itu dengan leluasa masuk ke dalam ruangan jaga malam untuk melumpuhkan ketiga petugas jaga malam, yaitu Oscar Kameo, Maksimus Bukifan dan Glorianus Ambasan.
Ambasan yang ditemui di Mapolresta Kupang, menjelaskan, kemarin, mengatakan, para imigran itu secara bersama-sama keluar dari ruang tahanan yang tidak terkunci.
"Ruangan tahanan yang ditempati imigran itu selama ini memang tidak pernah dikunci, sehingga para imigran bebas keluar masuk tahanan," ujarnya.
Pada malam kejadian, kata Ambasan, belasan imigran itu datang secara tiba-tiba ke ruangan piket lalu mengikat kaki dan tangan ketiga petugas jaga malam di tiga ruangan berbeda. Oscar Kameo diikat di ruangan registrasi, Maksimus Bukifan diikat di ruangan klinik dan Glorianus Ambasan diikat di ruangan bendahara.
"Sebelum kejadian kami sempat memeriksa ruangan tahanan yang ditempati para imigran. Saat itu semua tahanan sedang tidur. Kami sangat terkejut ketika belasan imigran itu datang lalu mengikat kami dengan kain selimut serta sobekan kain bendera Merah Putih," ujarnya.
Pantauan Pos Kupang di Mapolda NTT, semalam, lima imigran asal Myanmar sudah ditangkap lagi dan diamankan di Mapolda NTT. (ben/dar/den)

Kronologi

1. Rabu (14/1/2009) sekitar pukul 01.30 Wita, 18 imigran menyerobot masuk ruang piket jaga (tenaga honorer), Oscar Kameo, Maxi Bukifan dan Glorianus Ambasan. Kaki dan tangan ketiga petugas jaga ini diikat dengan potongan kain selimut, sprei dan kain Bendera Merah Putih yang disimpan di meja piket.

2. Para imigran ini memadamkan seluruh lampu listrik, memutuskan kabel telepon kantor yang terletak di atas meja piket. Imigran membawa kabur 3 buah handy talky milik Rudenim Kupang.

3. Imigran yang melarikan diri setelah memukul tiga imigran lainnya yang tidak mau kabur bersama mereka.

4. Sebuah mobil L 300 parkir di depan Kantor Rudenim Kupang dan digunakan imigran untuk melarikan diri.

5. Sekitar pukul 2.30 Wita, petugas berhasil melepaskan diri dari ikatan. Glorianus Ambasan menelpon aparat Polresta Kupang dan Benyamin Tulasi (Kasubag TU Rudenim Kupang) yang selanjutnya menelpon Karudenim, I Gusti Ngurah Rai. Kedua pejabat itu lalu meluncur ke Rudenim. Saat itu, aparat Polresta Kupang sudah berada di kantor tersebut.

6. Sekitar pukul 08.00 Wita, Wakapolda NTT, Kombes Muharso dan Polresta Kupang tiba di Rudenim Kupang. Ketiga petugas jaga dibawa ke Polresta Kupang untuk dimintai keterangannya. Polisi melakukan pencarian.

7. Sekitar pukul 19.30 Wita, lima imigran (semuanya asal Myanmar) dibawa ke Mapolda NTT setelah sebelumnya ditangkap di perairan Tablolong. Wakapolda NTT sempat melihat kondisi para imigran ini. Hadir juga sejumlah pegawai Rudenim Kupang. (dar/den)


Imigran yang Kabur:

No. ! Nama ! Asal ! Keterangan
---------------------------------------------------------------------
1. Iqbal Nawrooz Ali Afghanistan
2. Muneer Ahmad Iqbal Afghanistan
3. Mohammad Farid Afghanistan
4. Najibulah Ali Ahmad Afghanistan
5. Ghulam Rajahi Afghanistan
6. Masihullah Najibullah Afghanistan
7. Naser Rajabi Afghanistan
8. Jawid Rahimsad Afghanistan
9. Mohammad Hashim Afghanistan
10. Ruhullah Najibullah Afghanistan
11. Mohammad Akbar Afghanistan
12. Zekrya Mohammad Eisa Afghanistan
13. Mohamed Yunus Ali Shier Pakistan
14. Nur Alam Myanmar Sudah ditangkap
15. Zubair Dobinhma Myanmar Sudah ditangkap
16. Mohd Asar Myanmar Sudah ditangkap
17. Zubair Bin Qolimula Myanmar Sudah ditangkap
18. Mohamed Hasim Bin Zahir Myanmar Sudah ditangkap

Tidak ada komentar: