Minggu, 28 September 2008

Rumah Terbakar, Yoram Terpanggang Api

KUPANG, PK -- Yoram Taneo (5), warga Kolbate, Desa Kiuoni, Kecamatan Camplong, Kabupaten Kupang, terpanggang api di dalam rumahnya yang sedang terbakar, Jumat (26/9/2008) sekitar pukul 22.00 Wita. Akibatnya, seluruh kulit badannya terkelupas. Rumah ukuran 6 x 7 meter persegi berdinding bebak dan beratap daun gewang itu ludes dilalap api. Kebakaran itu terjadi pada saat seluruh penghuni rumah tidur lelap.
Orangtua korban, Martinus Tanoe, saat ditemui di ruangan tindakan Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSU Kupang, Sabtu (27/9/2008), menjelaskan, pada saat terjadi kebakaran, semua penghuni rumah dalam keadaan tidur lelap. Di dalam rumah hanya ada dirinya, istrinya, Dina Fallo (27), dan ketiga anaknya, masing-masing Dion Tanoe (7), Yoram Tanoe (5) dan Resti Tanoe (1).
"Kami semua tidur di satu tempat tidur di dalam kamar. Saya baru sadar terjadi kebakaran saat salah satu dinding bebak yang terbakar jatuh mengenai tangan kiri saya. Tangan saya terasa panas. Saat itu juga saya langsung bangun. Ketika melihat ke atas, ternyata atap rumah hampir seluruhnya sudah terbakar. Saat itu juga saya langsung membangunkan istri saya, Dina," tutur Martinus Tanoe.
Dikatakannya, dalam keadaan mabuk tidur, istrinya langsung menggendong anak ketiganya, Resti. Sementara dirinya menggendong anak pertama, Dion. "Kami kemudian berlari di antara reruntuhan rumah yang terbakar keluar rumah. Namun saat berada di luar rumah saya baru sadar bahwa Yoram, masih berada di atas tempat tidur. Ketika masuk ke dalam rumah, Yoram dalam keadaan menangis di atas tempat tidur. Sementara seluruh tubuhnya tertutup sisa-sisa atap rumah yang sementara terbakar," katanya.
Saat mendapati Yoram, demikian Martinus Tanoe, ia langsung menggendongnya keluar rumah. Ketika sudah berada di luar rumah, jelas Martinus Tanoe, dalam kegelapan ia merasa seluruh kulit tubuh Yoram berair dan kulitnya terkelupas.
Martinus Tanoe menambahkan, pada saat terjadi kebakaran, semua tetangga tidak berada di rumah. Mereka sedang mengikuti acara pesta di kampung tetangga. Sekitar setengah jam kemudian baru beberapa tetangga datang. "Kami kemudian membawa Yoram ke seorang bidan di Desa Ekateta. Namun, bidan itu tidak punya obat untuk menolong Yoram. Hari Sabtu (27/9/2008) sekitar pukul 10.00 Wita, Yoram dibawa ke Puskesmas Oesao. Dari hasil pemeriksaan petugas medis, Yoram kemudian dirujuk ke RSU Kupang," kata Martinus Tanoe.
Pengamatan Pos Kupang di IRD RSU Kupang, wajah Yoram hitam terbakar. Alis mata dan bulu matanya hangus. Matanya tidak bisa dibuka. Sementara di badannya, seperti punggung bagian belakang dan perut tampak memerah.
Kondisi yang sama juga terlihat di kedua paha kakinya hingga kulit buah pelirnya memerah karena kulitnya sudah terkelupas. Sementara di bagian paha lainnya dan betis terlihat sebagian kulit yang terkelupas dan tergantung. (den)

3 Korban Kritis

KEBAKARAN juga terjadi di Kampung Motadik, Kecamatan Biboki, Anleu, Timor Tengah Utara (TTU), Sabtu (27/9/2008) pukul 23.00 Wita. Tiga korban kakak beradik, yakni Dominikus Atin, Kristianus Manek, Hendrikus Kiik, kritis dan kini tengah dirawat di RS Sito Husada, Atambua.
Orangtua kandung ketiga korban, Silvester Ulu Manek (bapak) dan Maria Goreti Abuk (Ibu) ketika ditemui Pos Kupang di ruang perawatan di RS Sito Husada, Minggu (28/9/2008), menuturkan kronolig kebakaran itu. Maria Goreti menjelaskan, seisi keluarga tidak pernah menyangka akan terjadi kebakaran hebat yang menyebabkan tiga anak kandungnya menjadi korban jilatan lidah api, termasuk dirinya dan suaminya, Sabtu (27/9/2008) tengah malam itu.
Sejak sore hari mereka sudah mengemas perabot rumah, termasuk barang-barang kios. Di halaman kios, katanya, selama ini mereka menjual bensin dalam botol. Tetapi malam itu suaminya sudah menyimpan secara rapi di dalam kios sebelum bergegas ke rumah untuk tidur malam. Setelah makan malam, katanya, ketiga putranya yang menjadi korban, yakni Dominikus Atin, Krisantus Manek, Hendrikus Kiik, tidak tidur di kamar, tetapi berbaring di lantai karena cuaca sangat gerah. Sementara dirinya bersama suami dan juga kedua putra mereka lainnya berada di kamar. Menjelang tengah malam, katanya, terdengar bunyi letupan yang begitu keras disusul jilatan api merambat ke rumah.
"Sebelum tidur kami sudah periksa isi rumah tidak ada lampu pelita atau lilin yang menyala. Kami mau periksa barang di kios juga pakai senter. Tapi malam itu kami dengar bunyi ledakan begitu besar, kemudian api merambat begitu cepat. Ditambah lagi dengan bensin, jadi dalam sekejap saja rumah kami sudah terbakar api," tutur Maria Goreti.
Dalam keadaan panik, kata Maria Goreti, dia membangunkan ketiga putranya yang tidur di lantai dengan mendorong mereka keluar rumah. Dalam keadaan setengah sadar, ketiga anaknya menerobos jilatan api. Tak ayal, sekujur tubuh mereka tersulut api.
"Waktu saya dorong tiga anak ini keluar, saya teringat dua anak saya masih di kamar. Saya langsung masuk ke kamar untuk gendong dua putra saya itu. Mereka tidak ada luka sedikitpun, sementara saya terkena jilatan api di muka, tangan, betis. Sementara suami saya terkena jilatan api di tangan dan kaki," tutur Maria sambil menunjuk bekas luka bakar.
Menurut Maria, mereka sekeluarga malam itu hanya bisa berusaha menyelamatkan diri, sementara harta benda seluruhnya hangus terbakar, tidak ada yang terselamatkan. Setelah kejadian itu, warga yang berada di sekitar membantu menyelamatkan ketiga anaknya dengan menghantarnya ke RS Sito Husada, Atambua untuk mendapatkan pertolongan.
Disaksikan Pos Kupang, ketiga korban terbaring lemas di tempat tidur. Kulit tangan, kaki, badan terkelupas. Selang infus tetap terpasang di tangan, sementara kerabat dekat mereka terus berjaga-jaga. Obat salep yang diberikan pihak rumah sakit diberikan kepada kerabat untuk mengoles bekas luka bakar.
Secara terpisah, Direktur RS Sito Husada, dr. Edi Usboko, di sela-sela memantau kondisi para korban, menjelaskan, secara medis pihaknya berusaha menyelamatkan para korban agar kondisinya bisa pulih kembali. Saat ini kondisi ketiga korban belum melewati masa kritis sehingga perawatan intensif mutlak dilakukan.
"Sekarang ini kuncinya di perawatan. Yang kita takutkan bekas luka itu berpengaruh kepada organ tubuh bagian dalam terutama paru-paru. Karena kasus terbakar karena api itu sangat rawan. Kita masih lihat perkembangan lagi dalam dua atau tiga hari ke depan masa kritis," ujarnya. (yon)

Kasus Kebakaran di NTT Tahun 2008:

27 September 2008: Rumah berukuruan 6 X 7 meter persegi milik Martinus Tanoe di Kolbate, Desa Kiuoni, Kecamatan Camplong Kabupaten Kupang ludes terbakar . Seorang anak Martinus, Yoram Taneo (5), terpanggang hingga seluruh kulitnya terkelupas dan dilarikan ke RSU Kupang.
27 September 2008: Rumah milik pasangan Silvester Ulu Manek dan Maria Goreti Abuk di Kampung Motadik, Kecamatan Biboki Anleu, Timor Tengah Utara, terbakar. Dominikus Atin, Kristianus Manek dan Hendrikus Kiik, ketiga anak pasangan ini kritis dan dirawat di RS Sito Husada, Atambua.
21 September 2008: Satu unit bangunan RSU Prof. Dr. WZ Johannes-Kupang, terbakar. Kerugian mencapai Rp 10 miliar lebih. Penyebabnya sedang diselidiki.
4 September 2008: Toko Mitra dan toko yang menjual sepatu merek "Start" di Jl Sudirman Kuanino terbakar.
4 September 2008: Kamar kos dan rumah induk milik Obet Tang di Fatululi Kupang terbakar.
30 Agustus 2008: Pasar Kalabahi terbakar.
21 Agustus 2008: Kawasan KSDA Wae Wu'ul di Manggarai Barat terbakar.
18 Agustus 2008: Kampung Adat Kamotorara di Sumba Timur terbakar.
17 Agustus 2008: Kantor Camat Aesesa di Mbay terbakar.
14 Agustus 2008: Dua rumah milik Anus Gawe dan Blasius Rato di Maukaro, Kabupaten Ende, terbakar.
10 Agustus 2008: Tempat cargo Pitoby di Jl Soeharto Kupang terbakar.
25 Juli 2008: 8 unit rumah di Kaca, Desa Compang Cibal, Manggarai, terbakar.
23 Juli 2008: Seorang janda tewas terpanggang dalam kasus kebakaran rumah di Tanggar, Manggarai Timur.
22 Juli 2008: Rumah kontrakan di Jl RA Kartini No 5 Kampung Raja, Kalabahi, terbakar.
12 Juli 2008: Sekitar 70 drum ter (flux oil) di kompleks Kantor Dinas PU Flotim terbakar.
11 Juli 2008: Mesin PLN Ba'a terbakar.
9 Juli 2008: Rumah milik Sahril A'sina di Jalan Sunan Ampel, Kelurahan Solor, Kota Kupang terbakar akibat kompor meledak.
6 Juli 2008: Jembatan Termanu di Amfoang Barat Daya terbakar.
2 Juli 2008: Lima unit rumah milik keluarga Sereh di Labuan Bajo terbakar akibat gangguan arus listrik.
1 Juli 2008: Gedung Koperasi Jasa Usaha Bersama-Nusa Sehat Dinas Kesehatan Propinsi NTT di Jalan Perintis Kemerdekaan II terbakar.
27 Juni 2008: Rumah milik Noh Lassa, warga Kelurahan Sikumana, terbakar.
13 Juni 2008: Dealer Yamaha di Atambua dilalap api
11 Februari 2008: Studio Radio Ramagong di Jl Palapa Kupang terbakar.
21 April 2008: Kapal Motor (KM) Jabal Rahman terbakar di Pelabuhan Larantuka.
28 Maret 2008: Kebakaran menimpa rumah tinggal milik Yani Sakti Lam, ajudan Bupati Lembata.
6 Maret 2008: UD Setia milik Yohanes Balan di Desa Penfui Timur terbakar.
29 Februari 2008: Rumah milik Lukas Narat di Ruteng terbakar.
==========================
Sumber: Dokumentasi Pos Kupang/ati

Tidak ada komentar: