Minggu, 30 November 2008

Di Kloangpopot-Sikka: Bunuh Istri Lalu Gorok Leher Sendiri

MAUMERE, PK--Kasus pembunuhan dalam keluarga terjadi lagi di Kabupaten Sikka. Leonardus Leo (35), warga Desa Pruda, Kecamatan Waiblama, Jumat (28/11/2008) sekitar pukul 07.30 Wita, menghabisi nyawa istri keduanya, Carolina Nona Fortun (34).
Pembunuhan itu terjadi di dapur mertua Leo, Bertania, di Desa Kloangpopot, Kecamatan Doreng. Setelah membacok kepala, tangan dan kaki istrinya hingga tewas, ayah dua orang anak itu kemudian menggorok lehernya sendiri dan membacok tangan dan kakinya. Namun Leo tidak meninggal dan kini dirawat di RSU TC Hillers Maumere. Motif pembunuhan itu masih dalam penyelidikan aparat polisi.
Kasus pembunuhan dengan modus yang sama terakhir terjadi, Senin (22/11/2008) lalu, di Dusun Ili, Desa Kokowahor, Kecamatan Kangae, Sikka. Saat itu, Finelius Fianus Finandy alias Janus, membunuh istrinya sendiri, Gaudensia Hermontina. Setelah menghabisi istrinya dengan parang, Janus merobek perutnya hingga usus terburai. Janus tidak meninggal dunia. Sekarang dia menjalani perawatan intensif di RSU TC Hillers.
Disaksikan Pos Kupang, Jumat (28/11/2008) sore, Leo yang membunuh Carolina Nona Fortu terbaring lemah di ruang UGD RSU TC Hillers Maumere. Tampak sejumlah luka robek di bagian leher, kaki kanan, kaki kiri, luka sayat di tangan kanan dan kirinya sudah dijahit dan dibaluti perban. Selang infus tampak menancap di tangan kanannya. Leo belum sadarkan diri.
Sesaat setelah tiba di UGD RSU TC Hillers, Jumat siang, Leo ditangani oleh dr. Sinaga. Sementara itu jenazah Carolina divisum oleh dr. Retno Widyawati. Carolina meninggal dengan sejumlah luka bacokan di kepala bagian belakang, luka robek di kedua tangan dan kakinya. Jenazah Carolina dititip di ruang mayat. Kemarin pagi sudah diambil keluarganya.
Ditemui kembali, Sabtu (29/11/2008) sekitar pukul 13.30 Wita, Leo sudah siuman dan dirawat di ruang Dahlia (ruang bedah). Tidak terlihat aparat kepolisan berjaga di tempat itu. Duduk di pinggir tempat tidur, Leo yang tampak sedih itu menceritakan peristiwa itu. Sesekali dia melihat luka-lukanya yang sudah tertutup perban. Sesekali dia meringis kesakitan. Terbata-bata dan suara yang bergetar, Leo menceritakan peristiwa naas yang terjadi di keluarganya itu.
Leo mengaku tidak sadar, gelap mata ketika dia membunuh istrinya dengan parang. Melihat istrinya jatuh bersimbah darah, Leo kalut dan langsung memotong, menyayat tangan dan kakinya kemudian menggorok lehernya sendiri dengan parang yang sama yang dipakainya untuk membunuh istrinya. "Kami memang ada masalah keluarga tapi saya tidak tahu kenapa saya membunuh dia (Carolina). Saya sangat menyesal buat begitu. Saya minta maaf kepada seluruh keluarga," kata Leo.
Kapolres Sikka, AKBP Agus Suryatno, dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, Jumat siang, membenarkan kejadian itu. Menurut Suryanto, kasus ini ditangani penyidik Polsek Bola dan di-back up Polres Sikka. Korban meninggal dunia dan tersangka masih dirawat di rumah sakit. Motifnya belum diketahui," kata Suryatno.

Janus masih di ICU
Sementara itu tersangka Finelius Fianus Finandy alias Janus, tersangka pembunuh istrinya sendiri, Gaudensia Hermontina, Senin (22/11/2008) lalu, hingga kini masih terbaring di ruang ICU RSU TC Hillers Maumere. Janus sudah siuman, namun belum bisa bicara banyak.
Janus membunuh istrinya lantaran cemburu. Gaudensia dibunuh di ruang tamu rumah Veronika di Dusun Ili, Desa Kokowahor, Kecamatan Kangae. Di rumah itu sedang ada kedukaan. Setelah membunuh Gaudensia, Janus langsung menikam dan merobek perutnya sendiri dengan parang hingga isi perutnya terburai. Namun Janus tidak meninggal. Kejadian pembunuhan itu disaksikan sendiri oleh Stefania Dua Nona (14), anak sulung mereka. (vel)

Sehidup Semati

LEO duduk di pinggir tempat tidurnya di ruang Isolasi A Dahlia, RSU TC Hillers Maumere ketika ditemui, Sabtu (29/11/2008). Lengan tangan kanannya masih terpasang infus dan borgol yang dipasangkan dengan besi tempat tidur. Di leher Leo terbalut perban. Begitu juga di pergelangan tangan kanan dan kirinya. Sementara di kaki kanannya hampir semua dibalut perban hingga telapak kakinya. Betis kaki kirinya juga terlihat sejumlah perban.
Saat ditemui itu Leo tidak mengenakan baju. Hanya secarik kain selimut putih yang dipakai menutupi bagian bawah perutnya. "Saya mau kencing," kata Leo yang meminta Pos Kupang tolong memanggilkan salah seorang perawat. Setelah mengetahui maksud kedatangan Pos Kupang, Leo mengungkapkan isi hatinya.
Saya punya dua istri. Saya nikah gereja dengan istri pertama saya, Sisilia, sekitar tahun 1995. Kami dapat satu anak bernama Theresia Tiwu (6). Sisilia kemudian pergi ke Larantuka meninggalkan saya. Kemudian tahun 2005 saya hidup bersama Carolina Fortun tanpa nikah gereja. Saya dan dia (Carolina, Red) mendapat dua anak, yakni Benedikta Dua Koting (2) dan Oswaldus (1 bulan). Kami tinggal di Desa Pruda, Kecamatan Waiblama. Selama satu tahun terakhir saya dan dia bertengkar terus. Dia sering ancam saya sehingga saya takut. Pikiran saya tidak tenang.
Baru beberapa hari ini saya dan dia ke rumah orangtuanya di Desa Kloangpopot (Kecamatan Doreng) untuk berobat karena saya sakit malaria. Selama di sana saya juga tidak tenang karena saya merasa seperti ada yang mengancam saya.
Pagi itu (Jumat 28/11/2008) setelah kami makan pagi, saya dan dia di dapur bertengkar. Lalu saya ambil parang dan memotong dia. Saya lihat dia jatuh, ada darah banyak, saya langsung potong saya punya diri dengan parang tadi lalu saya tidak sadar lagi. Saya sayang dia, karena itu saat saya lihat dia mati, saya juga bunuh diri. Waktu hidup kami sudah janji sehidup semati. Saya minta maaf kepada keluarga saya dan keluarganya karena saya sudah buat tindakan yang salah. Saya menyesal. Saya siap terima hukuman atas perbuatan saya ini. Maafkan saya. (novemy leo)

Tidak ada komentar: