Kamis, 23 Oktober 2008

Cemburu, Tukang Ojek Tewas Bunuh Diri

Laporan Julianus Akoit

KEFAMENANU, PK -- Maximus Palbeno (31), warga Kampung Koko, Kelurahan Bansone, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), ditemukan tewas di tepi Kali (sungai kecil, Red) Oelilah, Kamis (23/10/2008), sekitar pukul 06.30 Wita.
Dekat tubuh korban ditemukan kaleng pembasmi serangga dan surat wasiat yang isinya menjelaskan ia tidak tahan cemburu kepada calon istrinya, Emy (27), lalu nekat bunuh diri.
Jasad korban pertama kali ditemukan oleh Ny. Agnes Taus, mama kecil (bibi/saudara ibunya, Red), yang sudah membujur kaku di bawah rindang pohon duri, di tepi Kali Oelilah, sekitar 300 meter dari rumahnya. "Istri saya, Agnes Taus (bibi korban) yang pertama kali menemukan korban di bawah rindang pohon duri, sekitar pukul 06.30 wita pagi," jelas Sipri Sasi, ketika ditemui di TKP, Kamis (23/10/2008) pagi.
Ketika ditemukan, jasad korban sudah mulai membusuk. Dari mulut keluar cairan yang baunya sangat menyengat. Seluruh tubuh korban membiru kehitam-hitaman. "Korban keluar dari rumah hari Selasa (21/10/2008) pagi. Kami tidak tahu ia kemana. Sampai akhirnya ia ditemukan sudah tidak bernyawa lagi," jelas Sasi.
Ia juga mengungkapkan, sebelum pergi meninggalkan rumah, korban sempat bertengkar mulut dengan ayah kandungnya, Bartolomeus Palbeno (75). "Korban menuduh ayahnya selingkuh dengan calon istrinya, seorang janda beranak satu," jelas Sasi. Namun pertengkaran mulut nyaris berbuntut adu fisik itu, berhasil dilerai oleh Ny. Agnes Taus dan para tetangga sekitar. "Karena kesal, korban menuju rumah saya, lalu memarkir sepeda motornya. Kemudian ia pergi menghilang," kata Sasi.
Keluarga mengira korban pulang ke kampung orang tuanya di Napan. "Tetapi tadi pagi kami dapat informasi kalau ia tidak pernah ke kampung. Kami jadi curiga. Dan pagi itu juga keluarga mencari korban. Dan akhirnya ditemukan sudah tidak bernyawa lagi di tepi Kali Oelilah, sekitar 300 meter dari rumah orang tuanya," jelas Sasi.
Bartolomeus Palbeno (75), ayah korban, yang dikonfirmasi terpisah di rumahnya, mengakui ia sempat bertengkar dengan putera keduanya itu. "Dia tuding saya ada maen dengan calon istrinya. Masak saya rampas istri anak saya. Itu tidak mungkin. Itu kualat namanya," kata Palbeno dengan nada tersendat-sendat.
Meski sempat bertengkar hebat, Palbeno tidak menggubris dan menyimpan dendam dalam hati. "Dia lalu keluar dari rumah menuju ke rumah mama kecilnya. Saya pun pergi ke kebun untuk membersihkan rumput, menyiapkan lahan menyambut musim tanam. Saya sudah tidak berpikir lagi soal tuduhan konyol itu," katanya.
Palbeno mengaku sempat shock ketika para tetangga memberitahu kalau putera keduanya itu ditemukan tewas di tepi Kali Oelilah karena minum racun. "Anak pertama saya, juga mati beberapa tahun lalu karena bunuh diri dengan minum racun. Sekarang anak kedua juga menemui ajal dengan cara yang sama. Saya anggap ini cobaan paling berat dari Tuhan untuk saya. Istri saya dan dua anak kandung saya sudah mati. Saya rasa ini beban paling berat," katanya.
Ditanya apakah setelah tiga hari tidak bertemu korban, ia tidak menanyakan keberadaan korban, Palbeno mengatakan, ia sudah terbiasa dengan kebiasaan korban 'hilang-muncul' di rumah. "Dia itu kerjanya tukang ojek. Tengah malam baru masuk rumah, saya sudah tidur nyenyak. Pagi saya bangun, dia sudah berangkat kerja mencari calon penumpang. Jadi kami jarang bertemu. Kadang dia tidur di rumah calon istrinya hingga berhari-hari baru pulang rumah," jelas Palbeno.
Ny. Emy, janda beranak satu, yang ditemui terpisah di kediamannya, yang berjarak 25 meter dari rumah korban, mengakui terus-terang kalau korban bertengkar dengan calon mertuanya karena cemburu buta. "Ayah dan anak bertengkar di halaman rumah saya. Calon suami saya menuduh ayahnya ada selingkuh dengan saya. Sebelumnya, calon suami saya mencurigai dan menanyakan berkali-kali serta memaksa saya mengakui telah selingkuh dengan ayah kandungnya. Saya membantah dan menolak mengakui perbuatan laknat itu. Sebab saya tidak pernah melakukan seperti yang dituduhkannya," jelas Ny Emy. Ia mengaku sedang mengandung seorang bayi, hasil hubungannya dengan korban.
Kapolres TTU, AKBP Haji Abdul Syukur, yang dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim Polres TTU, AKP Giarto, S.Ik, membenarkan adanya kasus penemuan mayat seorang pria dewasa. "Setelah dilacak, pria itu bernama Maximus Palbeno, seorang tukang ojek, warga setempat. Diduga korban tewas karena minum racun serangga. Namun untuk membuktikan dugaan itu, petugas meminta otopsi atas persetujuan keluarga," katanya.
Tentang motif kenapa korban bunuh diri, lanjut Giarto, pihaknya masih melakukan penyelidikan. "Nanti saksi-saksi akan dimintai keterangan. Dari situ baru terungkap motif sebenarnya korban tewas bunuh diri. Atau tewas karena dibunuh," katanya.
Jasad korban baru dievakuasi ke RSUD Kefamenanu, kemarin siang, pukul 10.30 Wita, dipimpin Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (KSPK), Bripka Frans Janggur.
Disaksikan Pos Kupang, jasad korban terbaring kaku di bawah rindang pohon duri, di tepi Kali Oelilah. Korban mengenakan celana pendek warna coklat, kaos merah muda dipadukan dengan jaket kain warna coklat muda. Tubuh korban sudah membengkak dan membiru kehitam-hitaman. Perutnya membuncit dan mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Mulut korban juga membengkak dan penuh dengan cairan busuk. Dekat tubuh korban ditemukan kaleng obat pembasmi serangga.
Dari saku jaketnya, polisi menemukan secarik kertas. Kertas itu berisikan tulisan tangan yang ditujukan kepada Emy, calon istrinya. Ada empat pesan yang tertulis. Pertama, permohonan maaf kepada Emy, calon istrinya atas tindakan nekat yang dilakukannya. Kedua, meminta bila anaknya lahir, hendaknya diberi nama Maximus Bilele. "Jika lahir anak perempuan, silahkan kamu yang kasih nama. Tapi marganya harus Bilele," tulis korban.
Ketiga, di dompet ada uang Rp 300 ribu, diambil untuk biaya persalinan. Dan sepeda motor harus diambil Emy lalu dijual. Uangnya untuk biaya hidup sang bayi. Dan bila sudah lahir, hendaknya sang bayi dirawat dan dijaga sebaik-baiknya Keempat, semua peristiwa yang sudah terjadi adalah tanggung jawab ayah kandung saya, Bartolomeus Palebeno. (ade)

Data Korban Bunuh Diri
Januari-Juli 2008:

* 13 Januari 2008: Diduga stres karena anak pertamanya bernama Ida Koroh pindah tugas menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Nagekeo, Kornelis Koroh, pensiunan PNS di Kabupaten Ngada, mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Koroh nekat menenggak air aki di rumahnya. Kornelis Koroh meninggal dunia, Rabu (30/1/2008) malam, setelah sempat dirawat di RSUD Bajawa.
* 28 Pebruari 2008: Yuliana Bessi (27), warga Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, mencoba bunuh diri dengan memotong urat nadi tangan kanannya hingga berdarah. Tindakan ini dilakukan Yuliana karena kecewa dengan kekasihnya, Made R Manda, pegawai Kantor Jamsostek Kupang yang tidak memberikan kepastian status hubungan mereka.
* 8 Maret 2008: Meri Margaretha Akunut (29), salah seorang pembantu rumah tangga (PRT), warga RT 13/RW 13, Kelurahan Kuanino, Kota Kupang, mencoba bunuh diri di rumahnya dengan cara memotong urat nadi tangan kirinya menggunakan silet.
* 10 Maret 2008: Petrus Ole alias Pit Ole alias Ama Ole (37) menghabisi dirinya dengan menggorok pisau dapur ke lehernya dan menikam ke dadanya. Sempat dirawat semalam di RSUD Lewoleba, namun nyawa Kepala Resort Peternakan Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata itu tidak tertolong dan meninggal di RSUD Lewoleba, Selasa (11/3/2008) pukul 07.15 Wita.
* 19 April 2008: Salah satu saksi kunci kasus pembunuhan Kalaikit Pajanji (11) oleh ibu kandungnya di Matawai Katingga, Sumba Timur, November 2006, Babang Noti (25), ditemukan tewas bunuh diri dengan meneguk formalin di Desa Kadumbul.
* 2 Juni 2008: Yohanes Balauri (46), seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Desa Katakeja, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, ditemukan tewas tergantung di pohon mete di kebunnya. Diduga Balauri nekad mengakhiri hidupnya karena malu hubungan gelapnya dengan janda ayu, sebut saja namanya RK, terbongkar. Apalagi Balauri orang yang terpandang di kampungnya.
* 18 Juni 2008: Adriana Kambida Nendir, siswi kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Waingapu, Sumba Timur, nekad bunuh diri dengan meminum obat malaria dalam dosis berlebih. Diduga Adriana kecewa karena duakali gagal dalam ujian nasional.
* 25 Juni 2008: Bernabas Mbulu Manggal (55), warga RT 01/RW 01, Kampung Raja Prailiu, Kabupaten Sumba Timur, ditemukan tewas gantung diri di kamar rumahnya. Belum diketahui penyebab korban mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya itu.
* 3 Juli 2008: Magdalena Yunita Molo (21), warga RT 08/RW 04, Kelurahan Karang Sirih, Kecamatan Kota SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), mengakhiri hidupnya dengan tragis. Ibu rumah tangga ini ditemukan tewas gantung diri di dalam kamarnya. Sebelum gantung diri, Yunita diduga meracuni anak semata wayangnya, Karin Margareta Molo, yang baru berumur dua tahun hingga meninggal.
23 Juli 2008: Seorang wanita muda yang baru tamat SMA di Kota Bajawa, yakni Stefana Ana Mari (20), bunuh diri, diduga karena ada persoalan dengan masa depannya.
22 September 2008: Ny. Nes N, istri Anggota Dewan di Manggarai tewas bunuh diri di kamar tidur keluarga
22 September 2008: Rosalinda Hiba Tukan (17), siswi kelas I di Lembata tewas setelah minum setengah gelas racun pembasmi serangga.
23 Oktober 2008: Maximus Palbeno (31), warga Kampung Koko, Kelurahan Bansone, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), ditemukan tewas di tepi Kali Oelilah, diduga minum racun pembasmi serangga karena tidak tahan cemburu pada calon istrinya, Emy (27).
--------------
Sumber: Dokumentasi Pos Kupang

Tidak ada komentar: