Minggu, 19 Oktober 2008

Kasus Bunuh Diri di Waioti: Korban Dianiaya Oknum Polisi

MAUMERE, PK -- Andri Haryanto (24), yang ditemukan tewas tergantung di dapur rumah kostnya, Selasa (14/10/2008), sebelumnya telah dianiaya oleh Bripda Irvan Ashari, di rumah kost Irvan di wilayah Bronjong, Minggu (12/10/2008) malam. Setelah dianiaya Irvan, korban 'menghilang' hingga ditemukan telah menjadi mayat pada Selasa siang itu. Irvan adalah suami Rohma yang sudah menceraikan Rohma emat bulan lalu. Dalam dua bulan terakhir, Rohma menjalin hubungan asmara dengan korban.
Sementara di sejumlah tubuh korban ditemukan bekas-bekas dugaan penganiayaan. Bagian paha, badan dan lengan korban terdapat luka melepuh. Bahkan buah pelir korban membengkak, gigi korban rontok dan badannya bengkak-bengkak. Kondisi fisik korban ini diketahui keluarga ketika jenazah korban dimandikan di Perumnas, Selasa malam. Korban sudah dikuburkan, Selasa malam di Perkuburan Beru.
Rohma, pacar korban yang ditemui wartawan di rumah duka, Selasa (14/10/2008) tengah malam, mengungkapkan penganiayaan itu. Didampingi sejumlah keluarga korban, Rohma mengatakan, dia menikah dengan Irvan, anggota Samapta Polres Sikka sejak dua tahun lalu. Namun Rohma diceraikan Irvan sejak empat bulan lalu sehingga Rohma pulang ke rumah orangtuanya. Kemudian Rohma menjalin hubungan asmara dengan korban Andri, yang sudah dikenalnya lama.
Menurut Rohma, pada Minggu (12/10/2008) pagi, dia berada di rumah kos Andri di Waioti, dan sekitar pukul 22.00 Wita ada yang kirim SMS Rohma dan mengatakan, kamar kost suaminya dimasuki maling dan televisi dicuri. Karena itu, Rohma meminta korban mengantarnya ke kost Irvan. Korban mengantar Rohma dengan sepeda motor yang dipinjamnya.
"Setahu saya, Irvan ke Bima jadi saya minta Andri mengantar saya ke sana. Tapi sampai di sana ternyata Irvan sudah menunggu di depan rumah kostnya," kata Rohma.
Begitu turun dari sepeda motor, Irvan langsung memukul Rohma berkali-kali dan Andri tidak melerainya. "Irvan juga sempat menendang dada Andri sekali lalu memukul saya lagi. Untung teman polisi Irvan, Safrin datang dan melerai," kata Rohma.
Irvan juga menyita kunci sepeda motor dan sepeda motor yang dibawa Andri dan mengajak Andri dan dia berjalan kaki ke rumah keluarga Rohma, Paman Rido, yang dekat dengan rumah kost Irvan. Ketiganya berjalan kaki.
Sampai di rumah Paman Rido, Irvan meminta Rido membuat pertemuan keluarga Senin pagi untuk membicarakan persoalan rumah tangga Rohma dan Irvan. Malam itu juga, demikian Rohma, Irvan menyuruh korban menginap di rumah Topan, teman korban yang dekat dengan rumah paman Rido. Sementara Rohma disuruh menginap di rumah Paman Rido.
"Irvan baru pulang selang satu jam setelah kepulangan Andri. Itulah kali terakhir saya ketemu Andri. Saya baru ketemu Andri lagi ketika Andri sudah meninggal pada Selasa siang," kata Rohma yang mengaku tidak tahu apakah Andri pulang ke kostnya atau ke Topan. Karena handphone Rohma juga dirampas oleh Irvan pada malam itu.
Menurut Rohma, pada Senin (13/10/2008) pagi, keluarganya sudah berkumpul di rumah Paman Rido. Irvan juga datang, namun Andri tidak datang. Irvan lalu pamit untuk mencari Andri, namun berapa jam kemudian Irvan datang dan bilang tidak menemukan Andri.
"Kepada keluarga saya saat itu, Irvan mengatakan, dia menceraikan saya. Saya dan keluarga setuju karena memang selama ini Irvan sering memukuli saya. Kata cerai kepada saya juga sudah diungkapkan Irvan empat bulan lalu. Karena itu saya menyesal kenapa Irvan harus memukuli Andri yang tidak ada salah," kata Rohma.
Rohma menambahkan, dia kaget ketika melihat jenazah atau tubuh Andri saat dimandikan di rumah keluarga di Perumnas. "Kalau orang bunuh diri, masa tubuhnya bengkak, mulutnya berdarah terus, alat kelaminnya juga besar dan pahanya banyak luka melepuh, lidahnya tidak menjulur keluar dan matanya tidak membelalak. Saya heran," kata Rohma yang mengaku tidak mau mencurigai siapa-siapa dalam kematian Andri itu.
Hal senada disampaikan ayah angkat Andri, Anton Maliweti kepada wartawan di rumah duka. "Kematian Andri tidak wajar. Kami keluarga meminta polisi terus memroses kasus ini sampai tuntas," kata Anton.
Sulhan, salah seorang yang ikut memandikan jenazah Andri juga mengungkapkan adanya keganjilan yang terindikasi telah terjadi kekerasan sebelum Andri ditemukan tergantung.
Akan Ditindaklanjuti
Kapolres Sikka, AKBP Agus Suryatno yang dikonfirmasi via telepon genggamnya, Rabu (15/10/2008) siang, menegaskan, kematian korban murni bunuh diri. Hal ini didasarkan atas hasil visum dokter Kristin.
Meski demikian, Suryatno mengatakan, jika memang ada indikasi ada kekerasan sebelum korban meninggal dunia atau yang menyebabkan korban meninggal dunia dan ada keterlibatan anggota polisi maka pihaknya akan menindaklanjuti hal itu. Saksi-saksi masih akan dimintai keterangannya oleh penyidik Polres Sikka.
"Itu kan hanya informasi dan katanya. Tapi saya akan tindaklanjuti kasus itu. Masih dalam penyelidikan polisi," kata Suryatno. (vel)

Tidak ada komentar: