Kamis, 21 Februari 2008

Angin kencang di TTS, 110 rumah rusak

SOE, PK -- Hujan disertai angin kencang yang terjadi pada awal Januari lalu dan pada minggu pertama bulan ini merusak 110 rumah warga di Kecamatan Kot'olin, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Kerusakan terparah dialami 12 bangunan milik pemerintah di kecamatan tersebut.
Camat Kot'olin, Christian M Tlonaen yang dihubungi Pos Kupang melalui telepon selulernya, Minggu (10/2/2008) sore, mengatakan, kerusakan akibat angin kencang tersebar di delapan desa, yakni Hoebeti (23 rumah), Kot'olin (15 rumah), Panite, (5 rumah), O'obibi (21 rumah), Nunbena (19 rumah), Binenok (5 rumah), Fatuat (5 rumah), Nualunat (15 rumah) dan sepuluh rumah staf kecamatan di kompleks kantor Camat Kot'olin.
"Tidak hanya itu, satu unit bangunan permanen di Pasar Tunfenu Desa O'obibi roboh. Tiga ruang kelas di SD GMIT Hoebeti dan SD Inpres Hoebeti, juga roboh. Tidak ada korban jiwa," katanya.
Tlonaen menjelaskan, angin kencang terjadi pada awal Januari dan terhenti pada pertengahan Januari. Namun memasuki awal Februari 2008, angin kencang disertai hujan kembali menimpa wilayah kecamatan di pantai selatan Pulau Timor itu.
"Saat ini hujan disertai angin kencang masih terus terjadi. Warga masih was-was," kata Camat Tlonaen.
Tentang nasib warga yang rumahnya rusak akibat terjangan angin kencang, Tlonaen menjelaskan, kebanyakan warga mengungsi ke rumah kerabat atau kenalannya. Meski demikian, warga bahu membahu membuat rumah darurat untuk para korban.
"Bantuan dari pemerintah berupa satu ton beras juga sudah kami terima dan dibagikan kepada warga yang terkena bencana," jelas Tlonaen.
Sementara itu, menara TVRI Stasiun Transmisi SoE yang berada di Desa Kasetnana, Kecamatan Mollo Selatan, juga roboh diterjang angin kencang, Minggu (10/2/2008) sekitar pukul 16.30 Wita. Robohnya menara itu mengakibatkan satu bangunan gudang yang berada di bawahnya rusak parah.
Seperti disaksikan Pos Kupang, menara setinggi 65 meter yang berdiri sejak tahun 1987 itu ambruk ke arah timur. Nampak besi menara yang roboh sudah dalam kondisi berkarat. Bangunan gudang yang berada di bawah menara mengalami kerusakan di bagian atap. Sementara kaki menara setinggi kurang lebih sepuluh meter masih berdiri. Sedangkan ujung menara yang roboh patah berantakan.
Beberapa warga yang ditemui di lokasi kejadian, mengaku sangat kaget mendengar bunyi robohnya menara itu.
"Tadi angin kencang sekali. Arah angin dari barat menuju ke timur. Kerusakan yang saya data berupa atap kantor dan meter listrik hancur," kata Paulus Mooy, petugas menara transmisi.
Menurut Paulus, sebelumnya sudah ada rencana TVRI mengganti menara itu. Paulus menyatakan siaran TVRI untuk wilayah SoE sudah dihentikan sejak Senin (5/2/2008) karena rencana pergantian menara transmisi.
"Sebenarnya menara itu mau dibongkar. Beberapa waktu lalu staf dari kontraktor sudah datang mau bongkar menara ini, tapi karena hujan terus menerus maka ditunda," ujarnya.
Di Labuan Bajo
Angin kencang juga menerjang kota Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat (mabar), Minggu (10/2/2008) siang sekitar pukul 10.00 Wita.
Atap sebuah rumah milik warga Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, diterbangkan angon.
Pantaun Pos Kupang, rumah itu atapnya dari daun kelapa. Rumah di tepi pantai itu diterjang angin sampai atapnya tercopot. Pemilik rumah tersebut sudah mengungsi ke rumah kerabatnya di Desa Warloka, desa tetangga.
"Pemilik rumah sudah mengungsi ke Warloka karena rumah mereka sudah tidak layak untuk tinggal lagi," kata Junaidi, warga setempat.
Sementara itu pelayaran kapal feri dengan rute Labuan Bajo ke Pelabuhan Sape (NTB) hingga Waekelo, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dihentikan sementara, menyusul peringatan BMG tentang cuaca yang tidak memungkinkan untuk pelayaran.
Demikian disampaikan Kepala Pelabuhan Laut Labuan Bajo, Pariman dan
Supervisor ASDP Labuan Bajo, Muslim, Minggu (10/2/2008).
Kepala Stasiun BMG Labuan Bajo, Agustinus Bolilera mengatakan, saat
ini semua pihak harus mewaspadai adanya perubahan cuaca yang secara
tiba-tiba dan sporadis.
Di Manggarai, bupati setempat, Drs. Christian Rotok mengimbau warganya mewaspadai banjir dan tanah longsor, menyusul curah hujan sangat tinggi di Kabupaten Manggarai, akhir-akhir ini. Warga diminta memanfaatkan hujan saat ini dengan menanam pohon di lahan tidur.
Imbauan itu disampaikan Bupati Rotok saat dihubungi Pos Kupang ke telepon selulernya, Sabtu (9/2/2008).
Bupati Rotok mengatakan, musim hujan merupakan peluang bagi petani untuk memanfaatkan setiap lahan. Lahan itu harus ditanami tanaman pertanian yang bernilai ekonomis. Kecuali itu bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana agar tetap waspada.
Dikatakannya, intensitas hujan di daerah itu kemungkinan terus meningkat sehingga kekhawatiran terjadinya longsor dan banjir sangat besar.
Sebelumnya wakil Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, S.H.M.H, mengatakan, daerah rawan longsor di daerah itu sudah dipetakan secara baik. Selain itu, alat berat selalu siap di sekitar ruas jalan yang rawan longsor. "Apabila terjadi longsor, maka langsung digusur," ujarnya. (aly/yel/lyn)

Tidak ada komentar: