Selasa, 26 Februari 2008

Warga Fatululi mengadu ke Polda NTT

KUPANG, PK -- Sejumlah warga Kelurahan Fatululi, Kota Kupang, Senin (25/2/2008), mengadu ke bagian Provos Polda NTT. Mereka melaporkan hilangnya belasan orang pemuda dari kelurahan itu yang diduga diambil oknum aparat keamanan untuk ikut dalam pengukuran lahan milik keluarga Koenay yang berujung terjadinya bentrokan di Lasiana, Sabtu (2/2/2008) lalu.
Daniel Riwu, Ketua RT 22/RW 07, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, kepada wartawan di Mapolda NTT, Senin (25/2/2008), menjelaskan, dirinya datang ke Mapolda NTT untuk mendampingi warganya melaporkan hilangnya sejumlah pemuda dari Kelurahan Fatululi pasca kerusuhan Lasiana.
Daniel Riwu mengatakan, selaku ketua RT ia baru mengetahui ada pemuda yang hilang dari rumah orangtuanya. Hilangnya para pemuda itu bermula ketika ia meminta ketua pemuda RT 22, Kelurahan Fatululi, Dedy Hari agar menghubungi para pemuda untuk melaksanakan perayaan Valentine Day pekan lalu. Setelah Dedy Hari mendatangi beberapa rumah, ia tidak menemukan para pemuda itu.
Dikatakannya, jumlah pemuda yang belum pulang ke rumah orangtuanya di RT 22 semula lima orang. Tapi dua di antaranya sudah pulang hari Minggu (24/2/2008), sedangkan tiga orang lainnya belum pulang. "Saya hanya dilaporkan orangtua dari Yanto Hari bahwa anaknya tidak pulang, sedangkan yang lainnya tidak pernah dilaporkan sampai persoalan ini dilaporkan ke Mapolda NTT," katanya.
Sesuai informasi yang diperolehnya, kata Daniel Riwu, pemuda yang belum pulang ke rumah orangtuanya di Kelurahan Fatululi sebanyak 13 orang.
Sementara Anis Hari, orangtua dari Yanto Hari (30) secara terpisah kepada Pos Kupang menjelaskan, anaknya menghilang dari rumah sejak Minggu (3/2/2008), sehari setelah terjadi bentrokan di Lasiana. Sebagai orangtua, kata Anis Hari, dirinya tidak mengetahui secara persis apakah anaknya yang berprofesi sebagai penjual susu di Pasar Oebobo itu terlibat dalam bentrokan di Lasiana atau tidak. Pihak keluarga, kata Anis Hari, sudah mencari Yanto Hari ke Alor dan keluarga di Kupang, tetapi tidak menemukan yang bersangkutan.
Hal senada dikatakan Nelci Wala Kiuk, orangtua dari Migel Wala (16), warga RT 20/RW 07, Kelurahan Fatululi. Menurut Ny. Nelci Wala Kiuk, setelah bentrokan di Lasiana, anaknya menghilang dari rumah. "Tidak ada masalah di rumah, tetapi anehnya dia menghilang dari rumah," kata Ny. Nelci Wala Kiuk.
Sejumlah pemuda Kelurahan Fatululi yang datang melapor ke Mapolda NTT, antara lain Mikal Daud, Nikodemus Molo Rae, Lot Menggi, Dedy Hare. Kedatangan para pemuda ini didampingi Lurah Fatululi, Yohanis Hurit, S.Sos serta Ketua RT 22/RW 07, Kelurahan Fatululi, Daniel Riwu.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang di Mapolda NTT, warga Fatululi mengadu ke Provos Polda NTT karena oknum aparat keamanan yang mengumpulkan sejumlah pemuda itu untuk ikut dalam kegiatan pengukuran lahan di Lasiana tersebut. Kapolresta Kupang, AKBP Marsudi Wahyuono belum berhasil dihubungi karena sedang mengikuti acara di Makorem 161/Wirasakti Kupang. (ben)

Tidak ada komentar: