Rabu, 05 Maret 2008

Golkar akan gelar konvensi

KUPANG, PK--Partai Golkar Propinsi NTT akan menggelar konvensi untuk menetapkan calon gubernur (Cagub) untuk diusung dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) NTT. Meski demikian, sampai kemarin waktu pelaksanaan konvensi belum dijadwalkan.
"Penetapan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dari Partai Golkar akan terjadi dalam konvensi partai. Agenda konvensi ini pun hanya dapat dilaksanakan setelah melalui beberapa tahapan penting seperti rekomendasi tiga calon oleh DPP Partai Golkar berdasarkan hasil survai tahap kedua, pendaftaran calon dan kelengkapan dokumen yang diikuti dengan verifikasi oleh Tim Pengarah Pilkada Pusat," kata Ketua Bidang Pemenangan Pilkada Partai Golkar NTT, Drs. Alexsander Ena, M.Si, saat ditemui di Sekretariat DPD Partai Golkar NTT, Selasa (4/3/2008).
Alex Ena menjelaskan, konvensi akan diikuti unsur Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I, DPD II dan Ormas/Orsap (organisasi sayap) Partai Golkar. Apabila dalam konvensi tidak terjadi aklamasi tentang calon yang akan diusung, maka akan dilakukan voting block. "Komposisi suara dalam voting block adalah DPP 40 persen, DPD I 20 persen, DPD II 30 persen dan 10 persen untuk Ormas/Orsap," jelas Alex Ena.
Alex mengatakan, penjelasan tentang mekanisme pencalonan dalam tubuh Partai Golkar ini dimaksud untuk menangkal kesimpangsiuran pemberitaan media massa beberapa hari terakhir terkait calon dari Partai Golkar.
"Dalam kapasitas sebagai Ketua Tim Pengarah Pilkada Partai Golkar, saya mau tegaskan bahwa konvensi yang berkewenangan menetapkan calon gubernur dan wakil gubernur dari Partai Golkar belum dilaksanakan. Artinya, calon dari partai ini belum ditentukan. Kalau ada tim sukses yang beri komentar bahwa calon yang ia jagokan sudah mendapat restu DPP, itu sah-sah saja, tetapi Partai Golkar hingga saat ini belum punya calon," kata Alex.
Alex mengatakan, sampai dengan saat ini DPD I NTT masih menunggu tiga kandidat yang direkomendasikan DPP berdasarkan perengkingan hasil survai LSI tahap kedua.
Apakah keterlambatan ini tidak merugikan Golkar? "Dari sisi sosialisasi calon, saya kira tidak karena mereka sudah lakukan selama satu tahun ini. Tetapi saya pastikan kalau DPP sudah keluarkan rekomendasi, dalam satu hari kami sudah bisa selesaikan tahapan persiapan konvensi," jawab Alex.
Alex kemudian menjelaskan tentang mekanisme pencalonan. Ia mengatakan, apabila tiga calon yang direkomendasi sudah diterima, maka Tim Pengarah DPD I NTT akan membuka pendaftaran bagi ketiga calon ini guna melengkapi syarat-syarat administrasi. Selanjutnya, berkas administrasi ini dikirim kembali ke Tim DPP untuk diverifikasi oleh Tim Pengarah Pusat.
"Konvensi hanya dapat dilakukan setelah DPP menetapkan calon mana yang dibahas dalam konvensi. Jumlah calon bisa ketiga-tiganya, bisa dua ataupun satu, tergantung hasil verifikasi administrasi dan dokumen lain sebagaimana diatur dalam juklak (maksudnya juklak 05 Tahun 2005 tentang Pilkada, Red) Partai Golkar," paparnya.
Ditemui terpisah, Ketua DPD Partai Golkar NTT, Drs. Ibrahim Agustinus Medah mengatakan, Partai Golkar merasa dirugikan dengan keterlambatan penetapan calon gubernur. "Seharusnya sudah ditetapkan. Tapi tidak tahu kenapa. Yang pasti semakin lama Partai Golkar dirugikan karena terlalu terlambat. Kalau sampai lewat dari pertengahan Maret baru ditetapkan, kesempatan kami untuk sosialisasi semakin singkat karena waktu pendaftaran calon di KPU dimual 8 April," kata Medah kepada wartawan di Kantor Bupati Kupang, Selasa (4/3/2008) siang.
"Saya harap masyarakat menunggu sampai dengan Maret. Masyarakat tidak usah berspekulasi karena Golkar punya mekanisme sendiri yaitu mengikuti juklak 05 Tahun 2005 tentang Pilkada," katanya.
Medah yang juga menjabat sebagai Bupati Kupang ini mengakui bahwa saat ini di tubuh Partai Golkar NTT terdapat beberapa kelompok mendukung jago masing-masing. "Itu natural. Tidak ada masalah karena sifatnya hanya sementara. Saya yakin setelah ada penetapan calon akan kompak kembali. Bagi yang tidak kompak dikenakan sanksi," ujar Medah.
Pada kesempatan itu, Medah juga menegaskan bahwa dirinya tidak mengklaim bahwa sudah ditetapkan Partai Golkar sebagai calon gubernur. "Semua kader punya peluang yang sama. Tapi dengan melihat situasi yang ada, saya punya peluang sama seperti lainnya untuk keluar dari Partai Golkar," katanya. (aca/dar)

Tidak ada komentar: