Rabu, 12 Maret 2008

Pegawai peternakan gorok leher sendiri

Edisi 12 Maret 2008
Lewoleba, PK -- Diduga terbelit masalah pekerjaan yang diurusnya tak beres-beres, Petrus Ole alias Pit Ole alias Ama Ole (37) menghabisi dirinya dengan menggorok pisau dapur ke lehernya dan menikam ke dadanya, Senin (10/3/2008) sekitar pukul 23.00 Wita. Sempat dirawat semalaman di RSUD Lewoleba, nyawa Kepala Resort Peternakan, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, itu tidak tertolong dan meninggal di RSUD Lewoleba, Selasa (11/3/2008) pukul 07.15 Wita.
Menurut dugaan Kepolisian Resor Lembata, saksi mata dan keluarga korban, Ama Ole mengalami stress karena tak mampu menyelesaikan pekerjaannya dan memilih jalan pintas bunuh diri.
Sejauh ini, polisi belum menemukan adanya tindak kekerasan yang mendahuluinya yang menyebabkan ayah dua anak ini tewas.
Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), keterangan saksi yang pertama kali menyaksikan kejadian ini, dugaan kuat, korban bunuh diri. Polisi belum menemukan ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,"ujar Kepala Kepolisian Resor Lembata, AKBP Geradus Bata Besu, S.H, dan Kasat Reskrim, AKP I Gede Putra Yasse, S.H, kepada Pos Kupang di Mapolres Lembata, Selasa (11/3/2008).
Gede mengatakan, penyidik telah memeriksa saksi mata pertama, Mery Luon, yang menemukan korban tergeletak bersimbah darah di halaman depan rumah, dan om korban, pemilik rumah yang disinggahinya. Keterangan dua orang saksi mirip, korban tewas bunuh diri," kata Gede.
Untuk kepentingan penyelidikan, polisi telah menyita sebuah agenda di mana ditulis berbagai pesan satu-dua jam sebelum korban menghabisi dirinya, sebilah pisau dapur berlumuran darah kering, dan dompet warna hitam berisi uang tunai Rp 68.000.
Istri korban, Agatha Lou, mengakui selama dua minggu belakangan, korban sibuk mengurus lahan pembangunan pos kesehatan hewan dan rumah potong hewan. Namun hampir tiga atau empat lokasi yang telah dinegosiasinya tak menemukan hasil. Tak ada pemilik yang merelakan lahannya untuk dibangun dua fasilitas tersebut.
Selama dua minggu terakhir, dia hanya urus cari tanah bangun pos kesehatan hewan. Dia mengaku sangat capai urus tanah. Lokasi yang pernah didatangani, pemiliknya tidak ingin lepas. Kemarin (Senin pagi), dia datang dari Balauring ke Lewoleba menyampaikan persolaan ini kepada dokter (hewan)," kata Agatha, kepada Pos Kupang, di rumah duka di Kota Baru Timur, Kelurahan Lewoleba Tengah.
Ia mengakui, selama sembilan tahun lebih berumah tangga dengan Ama Ole, tak ada persoalan apa pun yang serius. "Dia agak pendiam. Dia tidak selingkuh dan tidak pernah pukul atau marah besar. Kami rukun-rukun," kata Agatha lagi.
Agatha mengatakan sangat kecewa terhadap keputusan suaminya. Ia berangkat dari rumah mereka di Balauring, Senin sekitar 09.00 Wita, untuk bertemu dokter (hewan). Ia tidak memberi pesan atau tanda-tanda apa pun.
Menurut ipar korban, Drs. Agus Tangen Bani, berdasarkan keterangan korban kepada istri dan Sekwilcam Omesuri, kemungkinan korban stress dengan pekerjaannya yang tak pernah selesai.
"Dia diminta atasannya mencari lahan pembangunan pos kesehatan hewan di Omesuri. Lokasi yang didatanginya belum ada pemilik yang rela melepasnya. Mungkin saja karena persoalan ini, dia stress dan mengambil keputusan bunuh diri," kata Agus.
Keterangan yang diperoleh Pos Kupang di RSUD Lewoleba, korban mengalami luka dalam di bagian leher dan dada kiri. Darah yang keluar sangat banyak, sehingga korban tidak tertolong dan meninggal, Selasa pagi. Pada leher korban tepatnya di bawah jakung, ada luka terbuka yang sudah kering ditutup perban dan kain hijau. Satu luka lain terdapat di dada kiri. Kemungkinan dua luka tusukan yang sangat dalam ini mengakibatkan korban tewas. (ius)
Salam buat istri dan anak saya
MERY LUON menangis histeris di teras UGD RSUD Lewoleba, Selasa pagi, sekitar pukul 08.30 Wita. Ia tak menyangka, Petrus Ole alias Ama Ole, saudaranya yang diantarnya bersama sanak famili lain hari Senin malam untuk menjalani perawatan pergi selamanya. Ia menangis sejadinya. Beberapa handai taulan juga ikut menangis--- tak sehiteris Mery. Saat itu istri korban, Agatha Lou, belum tiba dari Balauring, Kecamatan Omesuri, sekitar 40 km dari Kota Lewoleba.
Mery pantas merasakan kesedihan mendalam. Pada malam kejadian itu, Senin (10/3/2008), dia yang pertama kali menemukan Ama Ole bersimbah darah dengan dua luka tusukan di leher dan dada kiri. Ia berteriak histeris memanggil para tetangga, menolong korban yang rebah ke tanah di halaman depan rumah mereka di bilangan Kota Baru Timur, Kelurahan Lewoleba Tengah, Kecamatan Nubatukan.
Mery dan Andreas Ata, om korban, dihadirkan penyidik Polres Lembata, Selasa (11/3), di Mapolres untuk didengar keterangan dalam kasus dugaan bunuh diri Petrus Ole. Mery mengatakan, Ama Ole sudah sering menyinggahi rumah omnya bila bertugas ke Lewoleba. Ia datang dari Balauring dan tiba di rumah sekitar pukul 12.00 Wita.
Setahun belakangan ini, Ama Ole bertugas di Balauring, menjabat Kepala Resort Peternakan, Dinas Peternakan Lembata. Sebelumnya, pria pendiam ini bertugas di Kecamatan Atadei dan Wulandoni.
Karena sudah siang, saya siapkan makan di meja. Air minum saya tuangkan ke gelas masing-masing untuk Ama Ole dan bapak (Andreas Ata)," kisah Mery.
Meski baru tiba dari Balauring, ketika hendak makan Andreas menunggu sekitar satu jam, barulah Ama Ole keluar dari dalam kamar. Tak banyak kata terucap dari ayah dua putra ini. Mungkin stress dan beban pikiran, ia bahkan salah mengambil air minum di gelas yang disediakannya untuk omnya.
Dia keluarkan beberapa buku dan kertas. Ada yang dibakarnya. Tak banyak omong ketika makan bersama saya. Setelah itu dia pamit pergi. Katanya mau ketemu dokter (hewan). Dia baru kembali ke rumah sekitar pukul 09.00 (21.00 Wita)," kisah Andreas.
Ia menambahkan, ketika menjelang makan malam, dia lama menunggunya di meja makan. Karena terlalu lama berada di dalam kamar tidur, Andreas memutuskan makan malam lebih dahulu. Mery membuatkannya semuk kopi dan menyiapkannya di meja makan.
Saya paksa dia makan. Dia tulis terus sesuatu di buku agendanya," kata Andreas.
Mery mengatakan, sekembalinya Ama Ole sekitar pukul 21.00 Wita, ia masuk kamar ganti pakaian. Baju seragam dinas keki dibuka, sedangkan celana panjang dipakaianya dengan baju kaos kerah waran hijau. Sebuah buku agenda, dompet, dan HP diletakannya saja di atas meja dapur.
Saya buatkan kopi di muk dan taruh di meja. Bapak (Andreas) sudah makan, tidur lebih dahulu. Karena terlalu lama berada di dalam kamar, saya panggil dua kali tidak menyahut. Tak lama kemduian, saya hanya dengar suara hu…u… panjang dan diam. Saya lari keluar duluan cari suara ini mencari di halaman rumah dengan senter. Saya lihat dia jatuh tergeletak di halaman depan rumah," tutur Mery.
Mery hiteris dan ketakutan memanggil saudara dan tetangga sekitarnya datang ke lokasi jatuhnya Ama Ole. Darah cukup banyak mengalir dari lehernya. Ketika dikelilingi saudara dan tetangga sekitarnya, Ama Ole berujar, "Salam buat istri dan anak saya. Saya sendiri. Entah apa maksudnya, saya kurang tahu," kata Mery lagi.
Mery mengatakan, malam itu ia tak menemukan pisau dapur gagang plastik merah miliknya yang saban hari digunakan untuk keperluan di dapur. Di gagang pisau tertulis nama Kristin anaknya, baru ditemukan ketika anggota polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Pada pisau tersebut masih terdapat darah yang telah kering.
Ama Ole tak banyak berkisah soal halangan pekerjaannya yang membuatnya stress kepada istri dan rekan-rekan kerjanya. Sebelum melaksanakan niatnya menggorok leher sendiri, ia menulis sejumlah pesan di buku agenda miliknya. Rangkaian kata yang ditulisnya tak beraturan. Huruf besar dan kecil. Ada huruf yang tak jelas dibaca, sepertinya orang yang baru belajar tulis. "Om mereka di sini rumah tidak tahu apa-apa. Terima kasih. Om polisi jangan ganggu. Selamat berpisah anak Ace dan No Aswin. Pa polisi, mereka ini jua tidak tahu apa-apa. Om polisi jangan ganggu dan jangan libatkan mereka di sini rumah karena ini tanggung jawab saya." (ius)
==foto di folder hari ini: 01_bunuh1==
Pos kupang/eugenius moa
PISAU -- Inilah pisau yang diduga digunakan korban Petrus Ole untuk menggorok leher dan menusuk dadanya di halamn rumah pamannya, Senin (10/3/2008) malam.

Tidak ada komentar: