Rabu, 12 Maret 2008

Lima bacagub temui Eurico di Cipinang

Edisi 13 Maret 2008

KUPANG, PK--Lima bakal calon gubernur (bacagub) telah menemui Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Propinsi NTT, Eurico Guteres, di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta Timur. Kelimanya mengharapkan PAN sebagai kendaraan politik untuk membawa mereka masuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) NTT.
Eurico mengungkapkan, lima bacagub yang menemuinya adalah Drs. Gaspar Parang Ehok (pensiunan PNS), Alfons Loemau (Kepala Bina Mitra Polda NTT), Jonathan Nubatonis (anggota Dewan Perwakilan Daerah asal NTT), Melkianus Adoe (Ketua DPRD NTT) dan Richard Riwu Kaho (anggota DPRD Kabupaten Sleman, Yogyakarta).
"Setelah ketemu, belum ada kelanjutan pembicaraan. Mungkin mereka berpikir PAN partai kecil, non seat lagi sehingga berkomunikasi dengan partai besar dulu," kata Eurico saat dihubungi Pos Kupang ke hand phone-nya, Rabu (12/3/2008) malam.
Partai berlambang matahari ini pada Pemilu Legislatif 2004 memperoleh 31.845 suara. Karena suaranya lebih sedikit dari parpol lainnya, PAN tidak bisa menempatkan wakilnya di DPRD Propinsi NTT. Berdasarkan data yang diperoleh Pos Kupang dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi NTT, dari 13 partai politik non seat (lihat tabel), PAN berada pada posisi empat perolehan suara terbanyak. Posisi pertama, kedua dan ketiga, masing-masing ditempati Partai Patriot Pancasila (37.500 suara), Partai Karya Peduli Bangsa (37.328 suara) dan Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (35.242 suara). Meski non seat, PAN dan parpol lainnya bisa mengajukan paket calon gubernur dan wakil gubernur.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Pasal 59 ayat 1 menyatakan : Peserta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pasangan calon yang diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai politik.
Ayat 2 menyatakan : Partai politik atau gabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15 persen dari jumlah kursi DPRD atau 15 persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilu anggota Dewan di daerah yang bersangkutan.
Artinya, agar bisa mengajukan calon PAN harus membangun koalisi dengan parpol lainnya untuk memenuhi persyaratan 15 persen suara.
Eurico mengatakan, pihaknya menyadari dan tahu diri dengan perolehan suara PAN. Oleh karena itu, katanya, sejak dari awal menegaskan bagi PAN ikut atau tidak pilgub NTT bukan menjadi persoalan.
"Kami menyadari diri karena partai non seat, sehingga tidak memaksa diri. Namun jika ada pasangan calon yang mau mengajak PAN, akan kami pertimbangkan. Bakal calon yang sudah bertemu, untuk sementara PAN belum mengerucut mendukung siapa. Kalau ada yang butuh, ada mekanisme partai untuk mencari pemimpin. Bukan kita cari asal-asal," kata Eurico.
Mel Adoe melamar
Tujuh kandidat bacagub, salah satunya Melkianus Adoe, mengajukan lamaran pada sejumlah partai yang bergabung dalam Koalisi Pembangunan. Direncanakan, Jumat besok para pengurus 12 partai akan melakukan pertemuan membahas mekanisme penetapan bakal calon.
Ketua Koalisi Pembangunan, Wihers Herewila, dan Ketua Dewan Pengurus Propinsi (DPP) Partai Penegak Demokrasi Kebangsaan (PPDK), Daud Kadiwano, menyampaikan hal ini saat dihubungi, kemarin.
Menurut Wihers, tujuh kandidat yang sudah mengajukan lamaran ini adalah Jonathan Nubatonis, Alfons Loemau, Mel Adoe, Beny Bosu, Richard Riwu, Soleman Radja dan Daud Kalle.
Ditanya sejauh mana proses penjaringan bakal calon oleh Koalisi Pembangunan, Wihers mengatakan, saat ini proses penjaringan terus berjalan. Khusus mengenai lamaran kandidat, menurutnya, dapat diajukan ke Koalisi Pembangunan dan bisa juga langsung ke 12 partai pendukung koalisi ini.
"Kalau di koalisi sudah ada tujuh kandidat. Proses selanjutnya akan diadakan pemaparan visi dan misi para kandidat tersebut. Kami merencanakan paling lama minggu depan pemaparan visi misi para kandidat sudah bisa berlangsung," ujar Wihers yang mengaku sedang mengikuti konsolidasi Partai Patriot Pancasila di Jakarta.
Wihers juga menjelaskan, besok kedua belas partai akan melakukan pertemuan guna membahas kriteria dan mekanisme penetapan calon. Ditanya konsep kriteria partai yang dipimpinnya, Wihers mengatakan, hal yang sudah pasti seperti kandidat mengajukan lamaran, memaparkan visi dan misinya dan punya komitmen membangun NTT.
Senada dengan Wihers, Daud Kadiwano juga menegaskan hal yang sama. Ketika ditanya apakah PPDK betul bergabung dalam Koalisi Pembangunan, ia membenarkan. Bahkan menurutnya, koalisi ini akan tetap solid walaupun diyakini akan ada beberapa kendala menyangkut perbedaan calon yang didukung dan persoalan-persoalan internal partai.
Ditanya apakah PPDK akan keluar dari koalisi bila ternyata calon yang diusung nanti tidak diakomodir koalisi, Kadiwano mengatakan, belum bisa memberikan komentar lebih jauh karena masih menunggu pembahasan tentang kriteria dan mekanisme penetapan calon Jumat mendatang. Namun ia menandaskan, walau mempunyai satu kursi legislatif, PPDK tidak akan mendominasi koalisi.
Apakah sudah ada calon yang mengajukan lamaran ke PPDK, Kadiwano mengatakan, ada kandidat yangmengajukan secara lisan seperti paket Gaspar Ehok dan Viktor Laiskodat. Sedangkan kandidat lain seperti Alfons Loemau, Jonathan Nubatonis dan Beny Bosu mengajukan lamaran secara tertulis.
Ia juga menginformasikan, dalam bulan November 2007 lalu, beberapa kandidat seperti Mel Adoe dan Beny Bosu telah memaparkan visi dan misinya karena diundang PPDK. Kandidat lain yang diundang tetapi tidak hadir adalah Jonathan Nubatonis.
Sementara itu, Mel Adoe yang dihubungi melalui handphone kemarin sore enggan memberikan penjelasan. Ketika dua kali ditanya apakah benar ia mengajukan lamaran ke Koalisi Pembangunan, Adoe hanya mengatakan, "Saya masih di Jakarta. Untuk soal pilkada untuk sementara saya no comment". (aca/dar)
Perolehan suara parpol non seat pada Pemilu 2004
------------------------------------------------------------
Partai Perolehan suara
------------------------------------------------------------
Partai Patriot Pancasila 37.500
Partai Karya Peduli Bangsa 37.328
Partai Nasional Banteng Kemerdekaan 35.242
Partai Amanat Nasional 31.845
PNI Marhaenis 31.353
Partai Buruh Sosial Demokrat 29.532
Partai Sarikat Indonesia 24.526
Partai Merdeka 23.429
Perhimpunan Indonsia Baru 22.940
Partai Bulan Bintang 22.130
Partai Keadilan Sejahtera 19.020
Partai Bintang Reformasi 7.319
Partai Persatuan Nahdatul Umah Indonesia 1.399
---------------------------------------------------------------
Sumber : KPUD NTT

Tidak ada komentar: