Rabu, 12 Maret 2008

Golkar tunggu LSI tahap II

Edisi 8 Maret 2008

KUPANG, PK--Partai Golkar masih menunggu hasil survai tahap II dari Lembaga Survai Indonesia (LSI) sebelum menetapkan calon gubernur dan wakil gubernur untuk diusung dalam pemilu gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) NTT. Survai dilakukan untuk mengetahui calon gubernur dan wakil gubernur yang paling diminati masyarakat NTT.
"Survai kedua ini sedang berjalan dan akan selesai pada Minggu kedua Maret (2008). Aturan mengatur survai bisa dilakukan dua kali," kata Koordinator Wilayah Partai Golkar NTT, Enggar Lukito, saat dihubungi Pos Kupang ke handphone-nya, Jumat (7/3/2008).
Hasil survai pertama oleh LSI, sampai dengan saat ini tidak dipublikasi Partai Golkar secara resmi. Pos Kupang mendapat hasil LSI itu, Rabu (20/2/2008), lalu. Namun, sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar NTT, membantah. Alasannya, belum menerima hasil LSI dari DPP Partai Golkar.
Hasil LSI yang diperoleh Pos Kupang menyatakan, Viktor Bungtilu Laiskodat, S.H (anggota DPR RI/Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar NTT) unggul popularitas dari Drs. Ibrahim A Medah (Ketua DPD Partai Golkar NTT). Namun dari indikator kecenderungan untuk memilih, Laiskodat berada di bawah Drs. Frans Lebu Raya (Ketua DPD PDIP NTT/Wakil Gubernur NTT).
Dari enam indikator yang digunakan dalam survai, Laiskodat unggul lima indikator atas Medah. Lima indikator tersebut adalah kemungkinan terpilihnya kandidat (15,6 persen), image/jujur (8,9 persen), media sosialisasi dengan menggunakan kalender/stiker/poster/seleberan (53,7 persen), media sosialisasi dengan menggunakan spanduk/baliho (51,3 persen) dan indikator awareness (kenal) terhadap tokoh (55,2 persen). Laiskodat juga unggul atas Frans Lebu Raya pada indikator media sosialisasi dan awareness. Itu lebih dikarenakan Laiskodat sangat gencar dalam pengerahan alat sosialisasi. Medah unggul atas Laiskodat pada indikator tentang top of mind (Medah 10,4 persen; Laiskodat 10,2 persen).
Lebu Raya unggul atas Laiskodat pada indikator kemungkinan terpilihnya kandidat. Setelah dilakukan sebanyak lima kali, suara Lebu Raya meningkat relatif lebih besar dibandingkan kandidat lain. Lebu Raya juga unggul pada indikator top of mind (17,8 persen).
Enggar mengatakan, setelah DPP menerima hasil LSI tahap II, proses selanjutnya adalah merekomendasi figur yang masuk nominasi untuk selanjutnya ditetapkan menjadi calon gubernur. "Kami akan rekomendasi nama-nama calon yang masuk nominasi untuk dikirim ke DPD (Partai Golkar NTT). Selanjutnya menggelar rapimda (rapat pimpinan daerah) untuk menetapkan satu calon," kata Enggar.
Tidak ada kubu
Enggar juga menegaskan, tidak ada kubu-kubuan di DPP Partai Golkar. "DPP tidak ada kubu-kubuan. DPP bulat. Kami, Ketua Pemenangan Pemilu (Andi Matalata), Koordinator OKK dan saya sendiri (Koorwil), tidak mendukung siapa-siapa," tegas Enggar.
Enggar menegaskan hal itu menanggapi berita Pos Kupang Kamis (6/3/2008), yang menyatakan ada indikasi Partai Golkar pecah. Para pengurus DPD I Partai Golkar NTT terpolarisasi dalam tiga kelompok berdasarkan figur bakal calon gubernur. Kelompok pertama pendukung Drs. Ibrahim A Medah (Ketua DPD Partai Golkar NTT). Umumnya adalah pengurus harian, kader Golkar yang duduk di kursi DPRD NTT dan sejumlah DPD II Partai Golkar kabupaten/kota se-NTT.
Kelompok kedua pendukung Viktor Laiskodat, S.H (Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar NTT/anggota DPR RI). Viktor didukung beberapa pengurus harian dan ormas (organisasi masyarakat)/orsap (organisasi sayap), serta hampir separuh DPD II Partai Golkar kabupaten/kota se-NTT. Ketiga adalah kelompok yang pro Drs. Mell Adoe (Ketua DPRD Propinsi NTT). Beberapa pengurus dan wakil rakyat di DPRD NTT masuk menjadi pendukung Mell Adoe.
Enggar menegaskan, penetapan calon gubernur dari Partai Golkar tidak ditentukan satu orang. "Ketua (Jusuf Kalla) tidak menetapkan tanpa proses demokratis. Pak Ketua akan mendengar masukan dari Korwil dengan melihat semua pertimbangan yang ada. Pak Ketua sangat demokratis," ujar Enggar.
Kenapa Golkar sangat lama menetapkan calon? "Itu bagian dari strategi," jawab Enggar.
Enggar juga mengatakan, penetapan calon gubernur dan wakil gubernur tidak terikat pada nama-nama yang sudah diusulkan ke DPP. "Ada belasan nama yang disurvai. Jadi, penetapan calon tidak terikat dengan nama-nama yang muncul di Ende lalu," kata Enggar. (aca)

Tidak ada komentar: